Tari Sapu Tangan merupakan tari tradisional Melayu yang berasal dari Sumatra Utara. Tarian ini menggambarkan kegiatan masyarakat Melayu pedesaan dalam keseharian mereka.
1. Asal-usul
Tarian Sapu Tangan bertempo sedang, yaitu 2/4 namun sedikit lebih cepat. Sesuai dengan lagu pengiringnya, yaitu lagu Cek Minah Sayang, tarian ini pun sering disebut sebagai Tari Cek Minah Sayang. Ragam gerakan dalam tarian ini mirip dengan Tari Kapri dari Tapanuli Tengah atau Tari Kaparinyo dari Minangkabau. Sebagaimana namanya, tarian ini menggunakan sapu tangan dari awal hingga akhir gerakan.
Tarian ini menggambarkan kebiasaan masyarakat, misalnya dalam kegiatan setelah panen. Kegiatan ini penuh dengan rasa kekeluargaan dan memiliki jiwa gotong-royong yang tinggi. Nilai-nilai kearifan dan kebiasaan masyarakat Melayu tersebut tercermin pada gerakan-gerakan dalam ragam tarian ini. Gambaran kisah dalam tarian ini, yakni sebagai berikut:
Ragam 1
Gerakan pada ragam ini menggambarkan kegiatan masyarakat setelah panen, yaitu pengolahan padi menjadi beras secara gotong royong, baik dengan sanak keluarga maupun dengan para tetangga. Digambarkan, khalayak yang datang berduyun-duyun ke tempat pembuatan seraya.
Ragam 2
Gerakan-gerakan pada ragam 2 menggambarkan padi yang telah dipanen dikumpulkan. Kemudian, butiran padi-padi tersebut dilepaskan dari tangkainya (diirik) dengan cara menghentam-hentamkan lantai penginjaian. Setelah itu. padi dianginkan untuk memisahkan antara bulir padi yang isi dengan yang kosong.
Ragam 3
Gerakan pada ragam 3 menggambarkan padi yang diindang, ditampi, dan ditumbuk dengan menggunakan lesung indik. Ini adalah lesung panjang yang antannya berada di ujung sebuah pengungkit. Pangkal pengungkit diinjak dan dilepaskan untuk mengangkat antan.
Ketiga ragam tarian di atas dibagi menjadi dua bagian, A dan B. Di dalam ragam gerakan tersebut terdapat pengulangan antarbagian, meskipun ada gerak dan garis edar yang berbeda. Masing-masing ragam terdiri atas 8 x 8 ketuk, sehingga tarian ini berjumlah 24 x 8 ketuk.
2. Penari
Tari Sapu Tangan merupakan tarian yang dipentaskan oleh lebih dari satu penari. Penari berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.
Sumber : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2735/tari-sapu-tangan-tari-tradisional-melayu-sumatra-utara
»» Baca Selengkapnya ay...
1. Asal-usul
Tarian Sapu Tangan bertempo sedang, yaitu 2/4 namun sedikit lebih cepat. Sesuai dengan lagu pengiringnya, yaitu lagu Cek Minah Sayang, tarian ini pun sering disebut sebagai Tari Cek Minah Sayang. Ragam gerakan dalam tarian ini mirip dengan Tari Kapri dari Tapanuli Tengah atau Tari Kaparinyo dari Minangkabau. Sebagaimana namanya, tarian ini menggunakan sapu tangan dari awal hingga akhir gerakan.
Tarian ini menggambarkan kebiasaan masyarakat, misalnya dalam kegiatan setelah panen. Kegiatan ini penuh dengan rasa kekeluargaan dan memiliki jiwa gotong-royong yang tinggi. Nilai-nilai kearifan dan kebiasaan masyarakat Melayu tersebut tercermin pada gerakan-gerakan dalam ragam tarian ini. Gambaran kisah dalam tarian ini, yakni sebagai berikut:
Ragam 1
Gerakan pada ragam ini menggambarkan kegiatan masyarakat setelah panen, yaitu pengolahan padi menjadi beras secara gotong royong, baik dengan sanak keluarga maupun dengan para tetangga. Digambarkan, khalayak yang datang berduyun-duyun ke tempat pembuatan seraya.
Ragam 2
Gerakan-gerakan pada ragam 2 menggambarkan padi yang telah dipanen dikumpulkan. Kemudian, butiran padi-padi tersebut dilepaskan dari tangkainya (diirik) dengan cara menghentam-hentamkan lantai penginjaian. Setelah itu. padi dianginkan untuk memisahkan antara bulir padi yang isi dengan yang kosong.
Ragam 3
Gerakan pada ragam 3 menggambarkan padi yang diindang, ditampi, dan ditumbuk dengan menggunakan lesung indik. Ini adalah lesung panjang yang antannya berada di ujung sebuah pengungkit. Pangkal pengungkit diinjak dan dilepaskan untuk mengangkat antan.
Ketiga ragam tarian di atas dibagi menjadi dua bagian, A dan B. Di dalam ragam gerakan tersebut terdapat pengulangan antarbagian, meskipun ada gerak dan garis edar yang berbeda. Masing-masing ragam terdiri atas 8 x 8 ketuk, sehingga tarian ini berjumlah 24 x 8 ketuk.
2. Penari
Tari Sapu Tangan merupakan tarian yang dipentaskan oleh lebih dari satu penari. Penari berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.
Sumber : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2735/tari-sapu-tangan-tari-tradisional-melayu-sumatra-utara