Laman

Minggu, 30 September 2012

Katapiang Terisolir, Butuh Perhatian Pemerintah


IlustrasiLazimnya masyarakat di daerah lainnya, tentu penduduk Dusun Katapiang Batu Palano, Nagari Selayo,Kabupaten Solok juga mendambakan negeri mereka bisa pula maju dan berkembang, serta dapat menikmati hasil pembangunan sebagaimana mestinya. Jika perlu didukung dengan berbagai prasarana penunjang demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.  Namun sayang, Katapiang masih terisolir. 

Apalagi Dusun Katapiang secara georafis justru berbatas dengan Kota Solok, dimana secara fisik Kota Solok memang terlihat selangkah lebih maju. Misalnya prasarana jalan umum, bisa dibilang di Kota Solok hampir sampai ketingkat kelurahan sudah merata, bahkan mulus diaspal hotmik.  Buktinya, hingga kepenghujung daerah Parak Gadang, Kelurahan Tanah Garam yang merupakan daerah tetangga Katapiang, kondisinya patut diacungkan jempol.  Wajar bila warga Katapiang terkadang ada menaruh rasa iri.

Namun beruntung warga di daerah penghasil padi, sayuran, serta buah pinang, kemiri, pala, kunyit, serta lainnya ini memiliki rasa solidaritas tinggi, tiap setahun sekali kegiatan bergotong-royong  menjadi tradisi tersendiri. Mereka bahu-membahu memperbaiki sejumlah fasilitas umum menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, seandainya ada perbaikan prasarana yang butuh pembiayaan, tak jarang warga mengumpulkan sumbangan antar sesamanya.  

Ironis memang, namun begitulah kenyataannya. Kebetulan beberapa waktu lalu Padang Ekspres berkesempatan melintasi Dusun Katapiang, namun diluar perkiraan diperjalanan laju kendaran kami sempat tergagap-gagap, sehingga dituntut kemahiran tersendiri untuk menerobos jalan tanah yang bebatuan itu. Ditambah pula medan jalan banyak tanjakan.  Sejumlah pengendara yang saat itu juga tengah berlalu-lalang, mengalami penanggungan serupa.

Menghindari terjadinya malapetaka, kami sempat Ingin untuk berbalik arah saja ke bawah, namun itu sudah tak mungkin karena separoh jalan sudah kami taklukkan. Tak lama berselang kami memutuskan untuk berhenti  sejenak di sebuah warung, kebetulan di dekat warung tersebut terlihat seorang pria agak berumur, tengah membersihkan bandar jalan persis di depan rumahnya. Ketika dihampiri, orang tersebut mengaku sebagai tokoh masyarakat setempat, Sukarman Gindo Marah ,52, namanya. Setelah berkenalan, Sukarman langsung bercerita mengisahkan nasib negerinya.

“Entah dimana letak persoalannya, sehingga jalan di Dusun Katapiang ini sampai sekarang belum kunjung mendapat perhatian oleh Pemerintah Daerah. Padahal hampir setiap tahun masyarakat selalu memohon perbaikan,  bahkan permohonan serta merta disampaikan secara tertulis ke Kantor Bupati. Sayangnya tak juga ada realisasi. Dengan tidak dibenahinya jalan utama ini, Katapiang menjadi terisolir”, ujar Sukarman  sambil sejenak melinting rokok daun nipah.

Tak lama berselang ia mengajak kami masuk kedalam rumahnya, memperlihatkan setumpuk berkas proposal perbaikan jalan yang pernah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Solok. “Ini sebagian berkas pengusulan kami ke pemerintah itu” katanya.

Menurutnya Dusun Katapiang termasuk salah-satu kampung kurang beruntung di Kabupaten Solok, sampai sekarang belum mendapat perhatian pemerintah. Terutama prasarana jalan umum yang menjadi urat nadi perekonomian warga, sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi dan hasil pertanian.

Bila hujan turun medan jalan sepanjang 3 km tersebut akan sulit dilewati kendaraan. Bila dipaksakan, bisa berujung malapetaka.  Maklum untuk mengangkut hasil pertanian dan hasil bumi, ruas jalan itulah satu-satunya akses tranpostasi yang bisa diandalkan. Seandainya berbelok ke Jorong Sawah Kandang,  kondisinya justru akan bertambah parah. Begitu juga perbaikan terhadap fasilitas umum lainnya.        

“Terkadang kami merasa putus asa sekaligus iri melihat kemajuan daerah tetangga Parak Gadang Kota Solok, dimana kondisinya telah beranjung kemegahan, sementara kondisi negeri kami malah memprihatinkan” pungkas bapak lima anak itu.

Sejumlah warga lainnya, Garnadi,32, dan Bujang,45,  juga mengimpikan kiranya negeri mereka dapat segera berubah, tidak lagi dicap sebagai daerah terisolir.

Selanjutnya Padang Ekspres (Group PadangToday) kembali melanjutkan perjalanan menuju Sawah Kandang Kenagarian Selayo. []

»»  Baca Selengkapnya ay...